Jumat, 23 Agustus 2013

Cara Mendeteksi Penyakit Melalui Denyut Nadi

denyut_nadi Artikel kesehatan kali ini akan menjelaskan hal berikut Meraba nadi ( pulse pressure ) terhitung di antara kontrol medis sangat tua. Penyembuh dari mesir kuno 3000 sm telah meyakini bahwa nadi yang teraba lemah mengisyaratkan ada satu penyakit atau perburukan dari penyakit pada mulanya.

Tidak cuma masalah kecepatan, seorang ilmuwan bernama galen ( 129-200 ) lantas mengembangkan kontrol itu identifikasi frekuensi, kemampuan, serta durasi dari pembuluh nadi. Tetapi, faedahnya untuk praktik kedokteran tetap belum jelas.

Metode tersebut baru prima sesudah john foyer ( 1649-1734 ) mempublikasikan hasil observasinya pada 1. 707 cii-ciriistik nadi manusia. Catatan “pulse-watch” karya foyer mulai mengungkap jalinan pada nadi serta penyakit jantung.

Di jaman setelah itu, adam serta stokes mengembangkan temuan tersebut pada masalah bradikardia ( frekuensi nadi yang lambat, kurang dari 60 kali/menit ). Penelitian mereka menyimpulkan, tidak seluruh masalah kejang atau pingsan mendadak ( fainted ) dikarenakan oleh masalah di otak, tetapi disebabkan lambatnya frekuensi nadi yang mengisyaratkan blokade irama jantung ( heart block ). Saat ini, heart block tercatat sebagai di antara penyebab nadi lambat yang sangat kerap, serta pada stadium lanjut, memerlukan alat pacu jantung.

Frekuensi nadi ( yang diukur dengan perabaan ) saat ini terhitung di antara dari 5 sinyal vital manusia ; di samping kesadaran, frekuensi napas, tekanan darah, serta suhu. Nadi dapat senantiasa diraba oleh dokter ataupun perawat sebagai kontrol dasar.

Kecepatan nadi kian lebih 100 kali per menit sudah dapat dibuktikan sebagai prediktor jelek pada sebanyak masalah rawat inap di rs. Apalagi, seorang yang sehat namun mempunyai frekuensi nadi kian lebih 100 kali/ per menit juga mempunyai risiko untuk alami serangan jantung di masa datang. Pastinya, nadi diukur didalam kondisi tenang serta istirahat. Juga didalam situasi emosi stabil.

Cara mengukur nadi yang tepat

Pembuluh nadi atau arteri ( pembawa darah bersih ) mempunyai ciri berdenyut. Jika anda lihat pembuluh berwarna biru di permukaan kulit, itu bukan hanya arteri namun pembuluh vena. Arteri terdapat lebih didalam, tetapi dinding serta tekanannya lebih kuat hingga teraba denyutnya. Sebaliknya, pembuluh vena itu lebih tidak tebal, lebih ke permukaan, serta tidak berdenyut. Namun untungnya, letak ke-2 pembuluh darah ini berdekatan.

Biasanya nadi diraba pada pergelangan tangan. Namun pada korban yang mengalami hal ini sampai  pingsan, yaitu karena nadi utama yang diraba yaitu pada leher. Sebagian pembuluh nadi lain yang bisa diraba secara  manual, hal ini diantaranya :

1. Pergelangan tangan di sebelah segi yang berdekatan dengan jempol ( a. Radialis ),
2. Lipat pada siku pada segi berlawan dari (a). Radialis
3. Segi samping leher
4. Pangkal paha ( a. Femoralis ),
5. Lipat siku ( a. Poplitea ),
6. Sedikit diatas tumit kaki ( a. Tibialis posterior ),
7. Permukaan punggung kaki ( a. Dorsalis pedis ).

Raba pergelangan tangan dengan ujung jari tangan sebelah. Meraba nadi kiri atau kanan sama juga, tetapi, tambah baik bila mengukur ke-2 segi. Lokasi tepatnya ada sesisi dengan jempol. Janganlah terlampau kuat atau terlampau lemah didalam menghimpit nadi. Sesudah rasakan denyut nadi, mantapkan perabaan serta awalilah menghitung.

Frekuensi nadi idealnya dihitung didalam 60 detik. Bisa juga diukur didalam 30 detik lantas akhirnya dikali 2. Pengukuran 15 detik yang akhirnya dikali 4 tidak direkomendasikan.

Tidak cuma frekuensi, anda juga bisa rasakan mutu dari nadi : kekuatannya, irama teratur atau tidak, dan ekual/tidaknya dengan nadi segi sebelahnya.  Segi kiri serta kanan cuma bisa dikerjakan pada nadi yang sama,  selain itu janganlah memperbandingkan nadi di pergelangan tangan dengan yang di lipat siku. Pasti tidak sama akhirnya !

Untuk kaum medis sendiri, tehnik meraba nadi ini yaitu satu skill yang tidak gampang serta mesti terus dilatih. Anda lalu bisa berlatih dengan makin kerap meraba nadi.

Frekuensi nadi normal adalah 60-100 kali/menit dengan irama reguler. Kurang dari 60 kali/menit dimaksud bradikardia. Kian lebih 100 kali/menit dimaksud takikardia.

Kecepatan nadi ( biasanya takikardia ) ini amat di pengaruhi oleh banyak factor eksternal : stres, emosi, kegiatan fisik barusan, ataupun obat-obatan. Pesannya adalah hati-hati saat menginterpretasikan hasil frekuensi nadi ini.

Tetapi apabila mendapatkan irama yang direguler, denyut yang berlainan, telah dipastikan itu yaitu kondisi tidak normal. Segera hubungi dokter untuk kontrol selanjutnya.

Ada bradikardia ( sesudah di check berulang-kali didalam kurun waktu yang tidak sama ) butuh kontrol selanjutnya. Tetapi, bradikardia biasanya ditemukan normal pada atlet. Bradikardia yang perlu diwaspadai adalah apabila dibarengi keluhan lemas, cepat capek, atau pingsan !

Sebagian penyakit yang bisa dideteksi dari perabaan nadi :

1. Nadi radialis lemah atau tidak teraba — syok, kekurangan cairan, kontraksi jantung lemah

2. Nadi radialis iregular — masalah irama jantung

3. Nadi karotis tidak teraba ( 10 detik ) — henti jantung

4. Nadi pada kaki lemah atau tidak teraba — sumbatan pembuluh darah kaki. Kerap dibarengi gejala cepat capek serta nyeri berjalan

Meraba nadi yaitu kontrol simpel yang bisa dikerjakan pada diri sendiri ataupun orang lain. Saya sendiri kerap meraba nadi waktu istirahat atau usai olahraga. Bagaimana dengan anda ?

Ditulis Oleh: Jemmi Mubarok
Artikel Kesehatan Updated at: 02.21

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More